contoh cerpen tentang kehilangan hewan peliharaan
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban hadiddarmawan09
lihat kesibukan keluarga nita. Dan tepat jam 7 keluarga nita berangkat. Melihat tuannya yang berangkat tanpa mengajaknya, sontak si manis mengeong dengan kerasnya. Selama setengah jam ia mengeong, ia pun menyusui anaknya hingga pussy tidur dengan lelapnya. Dan itu membuat perut si manis keroncongan karena tadi pagi ia tidak makan. Setelah menunggu cukup lama, si manis seperti tidak sabar untuk menanti tuannya. Ia pun berlari keluar rumah untuk mencari nita, yang sebenarnya hanya sia-sia belaka. Sementara itu di mobil nita baru teringat pada kucing-kucingnya. Ia pun menelepon pembantunya yang kebetulan tinggal di dekat rumah nita dan tidak tahu menahu tentang kucingnya, untuk mengambil kucingnya di rumah dan memberinya makan karena tadi pagi ia lupa belum memberikan makan. Dan seusai menelepon, hati nita tidak gelisah lagi dan menikmati kembali perjalanannya. Pembantu nita, bi rindi yang di suruh oleh nita pun segera pergi ke rumah nita. di rumah nita, ia hanya menemukan pussy karena sebenarnya si manis sedang mencari tuannya yaitu nita. Karena tidak tahu, ia pun mengira bahwa kucing milik nita hanya satu dan diambilnyalah kucing itu untuk dipelihara selama seminggu. sementara itu, si manis masih berlari dan mengeong untuk menemukan nita karena ia sudah lapar. Dan setelah 2 jam ia mencari, akhirnya ia pun pulang ke rumah. Di rumah, si manis kaget karena melihat anaknya sudah tidak ada di tempat. Ia pun mengeong dengan sangat kuat sampai beberapa orang kaget dibuatnya. Si manis pun berdiri terpaku di depan rumah memikirkan nasibnya…
Setelah seminggu nita piknik, ia pun kembali ke rumah. Di depan rumah, nita terdiam terpaku dengan mulut menganga. Didapatinya si manis tergeletak kaku di teras rumahnya. Ia segera menggendong kucing kesayangannya itu yang sedari kecil dirawatnya akan tetapi sekarang ia melupakannya. Nita menangis tersedu-sedu. Di belakangnya, ayah dan ibunya tak mengerti apa yang terjadi. “nita, mengapa kau menangis?” Tanya ibunya. “ini lihat ini, ma!” jawab nita seraya membalikkan badannya. Ayah dan ibunya terkejut, “loh? bukannya kamu udah bilang sama bi rindi untuk mengambil kucingmu ya?” Tanya ayahnya. “iya pa, nita gak tau kok jadi kayak gini. Ayo! Nita mau Tanya sama bi rindi!” kata nita dengan marah. Nita pun berlari menuju rumah bi rindi. “nita, tunggu!” jerit ibunya dari belakang yang sama sekali tak di gubris oleh nita. Sesampainya di rumah bi rindi, nita langsung menemui bi rindi yang sedang menyusui pussy, anak si manis. Nita yang sedang menggendong si manis, menurunkannya dan langsung marah pada bi sumi. “bi! Gimana sih! Kucingku itu ada dua, kenapa yang di ambil Cuma satu?! Aghhhh bibi! Lihat sekarang si manis sudah tiada! Ini semua ulah bibi!” ujar nita dengan nada sangat tinggi. Bi rindi yang melihat kedatangan nita dan langsung memarahinyapun terkejut. “aduh non. Non kan bilangnya suruh ambil kucing saja dan gak bilang kalau kucingnya ada dua. Dan yang saya lihat di rumah non hanya kucing ini non” kata bi rindi takut. “aghhh! Bibi bohong! Bibi ini…” belum sempat nita menyelesaikan ucapannya, ayah dan ibu nita datang dan langsung memotong ucapannya. “bi rindi benar nita, kamu yang salah. Kamu tidak bilang kalau punya kucing dua, bi rindi kan tidak tahu menahu tentang kucingmu itu. Lagian jikalau kamu punya hewan peliharaan, harus di rawat meskipun kamu sangat sibuk. Itu sudah tugasmu nita. Sekarang, semua kesedihan yang kau alami akibat kesalahanmu, kamu tumpahkan kepada bi rindi yang tak tahu menahu tentang kucingmu” kata ibunya lembut dan merangkul bahu nita. Nita pun terduduk. Sambil mengelus mayat si manis, ia berkata “maafkan aku bi, aku yang salah…”. “iya non tidak apa-apa. Bibi juga minta maaf ya” kata bi rindi seraya menyerahkan pussy kepada nita. Nitapun menerimanya. Ia elus pussy dengan kasih sayang semurni dulu waktu ia menemukan si manis. Dan sejak itupun nita selalu merawat pussy dengan kasih sayang walau sesibuk apapun dia. Ia tak mau mengulangi lagi kejadian masa lalunya yang membuat nyawa si manis hilang. pikirannya pun melayang menuju masa lalunya bersama si manis, masa-masa yang membuatnya terharu dan menangis.