B. Indonesia

Pertanyaan

Puisi tentang botol atau kursi

1 Jawaban

  • detiknews

    Home Berita Daerah Jawa Timur Internasional Kolom Wawancara Fokus Hoax Or Not Foto Most Popular Pro Kontra Suara Pembaca Opini Anda Infografis Video Indeks
    Home / detikNews / Berita
    Kamis 05 Oktober 2017, 00:15 WIB
    Aksi Mendag Baca Puisi Karangannya 'Kursi Berduri Menteri'
    Mochammad Zhacky Kusumo - detikNews
    Aksi Mendag Baca Puisi Karangannya Kursi Berduri Menteri
    Foto: Mochammad Zhacky Kusumo/detikcom
    Jakarta - Acara puncak perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) 2017 dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh sejumlah pejabat di Tanah Air. Salah satunya puisi berjudul 'Kursi Berduri Menteri' yang dibacakan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita.

    "Kursi berduri menteri. Apa gunanya harga pangan naik tetapi petani tercekik. Apa gunanya stok melimpah tetapi pembeli gelisah," begitu petikan puisi Mendag yang dibacakan di Gedung Graha Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (4/10/2017).

    Riuh penonton pun terdengar saat Mendag membacakan tiga bait pertama puisi yang ia karang sendiri. Politikus Partai NasDem itu pun merespons dengan senyuman sambil melihat ke arah penonton.

    "Kursiku masih bersandarkan duri. Aku akan tetap berdiri dan bahkan berlari untuk mewujudkan harapan. Dan cita-cita anak negeri adalah kerja, kerja, kerja, kerja terus tanpa henti," tutup Enggartiasto.

    Berikut sajak puisi karya Mendag dalam HPI 2017:

    Kursi Berduri Menteri

    Apa gunanya harga pangan naik tetapi petani tercekik
    Apa gunanya stok melimpah tetapi pembeli gelisah
    Lalu aku bertanya pada diri sendiri, apa gunanya aku jadi menteri jika tak mampu membantu presiden mensejahterakan anak negeri

    Kursi empuk jadi sandaran Berduri tak kuasa ku duduki
    Ini adalah tugas Mulia memastikan petani riang gembira bercocok tanam, berdagang, tersenyum ramah tanpa mengelabui, dan pembeli ceria tanpa curiga
    Ini adalah keadilan sosial memastikan berkah melimpah dari pelosok Desa hingga kota

    Tikus-tikus akan selalu ada di sawah, di ladang, di pasar hingga sudut-sudut sempit rumah kita
    Dia tidak mungkin dihilangkan tetapi bukan tidak bisa dikendalikan

    Aku berbicara atas nama Pancasila
    Aku berseru demi keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia
    Bagi mereka yang tak juga mau bertobat, tersimpan khianat untuk amanat penderitaan rakyat

    Aku pembantu presiden, aku katakan jika kalian ingin bermain api, aku siapkan air seluas samudera
    Kalau kalian ingin untung sendiri, aku pastikan kalian buntung pada waktunya

    Jika kalian masih jadikan pangan untuk alat spekulasi, maka operasi-operasi kami akan jadikan hidup kalian tidak pasti
    Kalau kalian tak sudi mendengar suaraku, maka pasar akan mengusir kalian dengan caranya sendiri
    Ini adalah tugas mulia walau tak mudah melaksanakannya

    Kursiku masih bersandarkan duri
    Aku akan tetap berdiri dan bahkan berlari untuk mewujudkan harapan, dan cita-cita anak negeri adalah kerja, kerja, kerja, kerja terus tanpa henti

Pertanyaan Lainnya